Selamat siang para pembaca yang tercinta. Melihat kasus naiknya harga kedelai di pasaran, saya
Alfaridzi Ilham sebagai pelajar yang rajin menabung di warung mencoba menggali informasi lebih dalam untuk mengetahui mengapa bisa terjadi hal
sedemikian rupa. Dengan itu, saya melakukan wawancara terhadap salah satu
Pengusaha Tempe di Jakarta yang bernama Mas Ucup. Dia ini masih muda ‘katanya’.
Saya sih gak gitu yakin, soalnya udah punya anak 3, cyiiinnn... eh, jadi malah
acara gosip. Ehm, berikut hasil wawancara saya bersama Mas Ucup.
Saya: Selamat siang, Pak.
Ucup: Siang juga. Ngomong-ngomong, jangan panggil
saya ‘Pak’. Saya lebih nyaman dipanggil Mas.
Saya: Oh, baik, Pak, maksud saya, Mas. Boleh kita
mulai wawancaranya?
Ucup: Oh, iya silahkan dengan senang hati. Tapi,
kira-kira ini bakalan masuk tipi gak?
Saya: Iya, masuk tipi, kalau yang punya nenek saya.
Ok, bisa kita mulai?
Ucup: Bisa!
Saya: Pertama. Apa tanggapan Mas mengenai naiknya
harga kedelai di pasaran? Mengingat bahwa Mas ini seorang pengusaha Tempe.
Ucup: Saya cukup sedih ya dengan keadaan ini. Tak
bisa disangkal dan dibantah lagi bahwa yang salah itu adalah Andika Kangen!
Saya: Lho? Kenapa anda bisa berkata demikian bahwa
yang salah adalah Andika Kangen?
Ucup: Begini, Andika Kangen itu dulunya seorang
penjual cendol. Kemudian, dia sama teman-temannya membuat Band yang mereka beri
nama Kangen. Saya takut hal ini terjadi pada tukang keledai, ehm, maksud saya
kedelai. Para tukang kedelai beramai-ramai membuat Band yang mungkin akan
mempunyai nama “The Kedelais”. Atau mungkin mereka akan membuat Boyband
sehingga bisa menampung banyak tukang kedelai di seluruh Indonesia. Mungkin
mereka akan memberi nama Boybandnya “KDL48” atau semacamnya. Saya sangat sedih,
mbak.
Saya: Cukup tragis dengan cerita Bapak, ehm, Mas
tadi. Lalu, apa tanggapan Mas tentang adanya banyak anak Alay yang semakin
menjamur di Indonesia?
Ucup: Saya sangat sedih, mbak. Seumur-umur, saya gak
pernah tau kalau ternyata Indonesia punya bahasa daerah Alay. Budayanya juga
mungkin absurd, dengan masang behel harga Rp. 25.000 an, kemudian pose foto
yang aneh seperti gaya Peace, nunjuk ke arah pipi, sama nunjukin gigi. Yang
paling saya gak mengerti adalah bahasanya. Saya punya Facebook, tolong di add
“Ucup Tempe”. Ehm, setiap saya melihat jika mereka sedang update status itu tulisannya
aneh-aneh. Pernah waktu itu saya melihat anak Alay isi statusnya “DucH, k4p@n
34 d1a Bc4 N9erTiin Quhh??” Ini Alay banget! Saya aja abis baca itu langsung
muntah golok.
Saya: Apakah bapak dulu pemain debus sehingga kalau
muntah keluar golok seperti itu?
Ucup: Ah, tidak juga.
Saya: Baiklah kalau begitu, saya kira informasinya
cukup. Meskipun saya masih gak ngerti tadi kita
ngomongin apaan. Sekali lagi,
terima kasih atas waktunya, Pak, ehm, Mas.
Ucup: Iya, sama-sama.
Demikian laporan wawancara saya dengan Pengusaha
Tempe, Mas Ucup. Semoga anda bisa mengambil hikmahnya. Salam sukses.